Indonesia
Ikuti kami pada:

Radial dan Fokus Shockwave

15 Juni 2021

Visual_Blog_post3_ALL(960x400px)

 

Shockwaves didefinisikan sebagai disturbansi tekanan transien yang ditrasmisikan dalam ruang tiga dimensi (1). SWT telah digunakan selama beberapa dekade dalam dunia medis, dan sekarang menjadi fokus minat beberapa spesialisasi. Efek SWT berkaitan dengan kapasitas biologis jaringan untuk mengubah tekanan mekanik menjadi sinyal biologis yang menstimulasi regenerasi jaringan dalam proses yang disebut mekanotransduksi(2). Ada dua jenis alat yang menghasilkan shockwaves: radial dan fokus. Di bawah ini kami meninjau beberapa perbedaan teknis dan penerapan klinisnya:

Radial shockwaves

Radial waves ditransmisikan melalui mekanisme pneumatik: udara yang dikompres menembak proyektil, yang kemudian mengenai alat logam yang disebut transmiter. Akibatnya diemisikan gelombang yang ditransmisi secara radial, intensitasnya menghilang pada saat gelombang melalui lapisan jaringan yang berbeda. Untuk alasan ini, Radial SWT direkomendasikan untuk digunakan pada jaringan superfisial. Seperti pada plantar fascia dan superficial tendinopathies (tennis elbow, tendinopathy pada patella dan siku), dan berdasarkan literatur, penggunaan gelomang radial untuk mengobati kondisi ini terbukti sukses(3,4).

Kedalaman efek Radial SWT dapat diatur, meskipun akan selalu kurang dibandingkan Focused SWT. Misalnya, Radial SWT dari BTL Industries memiliki beberapa transmiter yang memungkinkan pengobatan yang lebih akurat dan lebih nyaman untuk pasien: transmiter baja 9 mm, yang dirancang untuk terapi titik akupuntur atau sendi jari yang kecil; transmiter vibrasi 20 mm, yang digunakan untuk terapi miofasial; transmiter titanium 15 mm, yang dirancang untuk terapi jaringan yang lebih dalam, dan masih banyak lagi.

Beberapa indikasi umum dan yang direkomendasikan untuk radial shockwave therapy adalah:

  • achilles tendinopathy,
  • patellar tendinopathy,
  • epicondylitis (tennis elbow),
  • carpal tunnel syndrome,
  • plantar fasciitis,
  • iliotibial band syndrome,
  • spasme otot,
  • trigger points,
  • pseudarthrosis pada tulang superfisial,
  • dan sacroiliac joint pain, serta indikasi lain.
Visual_Blog_post2_ALL(960x400px)

 

Apa karakteristik dari focused shockwaves?

Focused shockwaves dapat dihasilkan melalui empat mekanisme: elektrohidraulik, piezoelektrik, elektromagnetik dan elektroakustik (yang terakhir eksklusif untuk BTL). Dari keempat mekanisme di atas, elektromagnetik dan elektroakustik menawarkan rasio optimal antara intensitas (energy flux density) dan ekstensi area focal (area dimana energi yang diterima jaringan terkonsentrasi). Namun, energi yang dihasilkan oleh mekanisme elektromagnetik memiliki ketahanan yang lebih rendah dibandingkan energi yang dihasilkan oleh mekanisme elektroakustik.

Focused shockwaves dicirikan oleh puncak energi yang dihasilkan dalam waktu nanodetik, diikuti periode tekanan negatif yang berlangsung selama beberapa milidetik (1). Tidak seperti gelombang radial, Energi yang dihasilkan dikonsentrasikan pada titik fokus yang dapat menembus beberapa centimeter. Kedalaman efek dapat diatur menggunakan bantalan kopling untuk terapi superfisial (luka pada kulit) dan patologi pada area dalam (nekrosis avaskular pada area kepala femoral dan pseudarthrosis pada tulang seperti femur).

Beberapa indikasi umum dan yang direkomendasikan untuk focused shockwave therapy adalah:

  • Nekrosis avaskular pada area kepala femoral,
  • Oedema pada sumsum tulang
  • Frozen Shoulder
  • Pseudarthrosis dan regenerasi tulang yang terlambat
  • Stress fractures
  • Deep trigger points
  • Trochanteric pain syndrome
  • Chronic bursitis
  • Deep tendinopathies
  • Calcific tendonitis
  • Heel spur
  • Shin splints
  • Penyembuhan luka
  • dan luka parut kronis, dan lain-lain
Visual_Blog_post_ALL(ALL(960x600px)

 

Apa yang dimiliki Radial Waves dan Focused Waves secara umum?

Berbagai studi telah membandingkan gelombang radial dan gelombang terfokus, menunjukkan bahwa perbedaan keduanya terdapat pada kedalaman tumbukan, teknik yang menghasilkan kedua gelombang tersebut, (5) dan puncak tekanan yang dihasilkan (intensitas)(6). Ini didukung oleh studi yang dilakukan pada kondisi yang memberikan efek terhadap struktur superfisial, seperti plantar fasciitis(7), penyembuhan tulang superficial (5,8), ulkus diabetik pada kaki(9), tendinopati, dan gangguan lutut serta jaringan lunak lainnya(4), dimana dibuktikan bahwa terapi RSWT memiliki efektivitas yang serupa dengan terapi FSWT. Ini menunjukkan bahwa kedua gelombang tersebut menghasilkan efek yang sama pada jaringan biologis, meskipun pada kedalamaan dan intensitas yang berbeda.

Salah satu efek biologis yang paling relevan dari RSWT dan FSWT adalah kavitasi (10), yang efeknya terkait dengan angiogenesis (11) dan ekspresi vascular endothelial growth factor (VEGF) (12). Selanjutnya, efek analgesik jangka panjang dan jangka pendek yang kuat telah dijelaskan dengan aplikasi SWT. Ini terkait dengan pengambilan kembali substansi P dan penurunan neuron imunoreaktif substansi P di ganglia akar dorsal (13).

Efek biologis signifikan lainnya termasuk peningkatan transforming growth factor (TGF) beta-1, ekspresi dan produksi oksida nitrat, penekanan aktivitas NF-kappa-B dan produksi pro-inflammatory cytokine(2), meskipun yang terakhir tampaknya spesifik untuk FSWT.

Kesimpulan

Shockwave Therapy telah terbukti efektif dalam mengobati berbagai kondisi muskuloskeletal dan kondisi lainnya yang berkaitan dengan potensi regenerasinya. FSWT mencapai kedalaman yang lebih dalam daripada RSWT dan juga memberikan jumlah energi yang lebih besar, yang membuatnya ideal untuk mengobati kondisi yang lebih dalam, seperti pseudarthrosis dan regenerasi tulang yang tertunda, dan lain-lain. Sementara itu, RSWT memberikan konsentrasi energi yang lebih rendah dan dampaknya lebih superfisial. RSWT ideal untuk merawat struktur yang lebih superfisial, seperti patellar tendon, achilles’ tendon, superficial trigger point, gangguan myofascial, dll. Keduanya telah menunjukkan keefektifan dalam mengobati berbagai kondisi, dengan sejumlah besar artikel ilmiah tersedia dalam data referensi yang kami sajikan. Untuk menentukan mana dari dua jenis shockwave yang lebih berguna untuk praktik sehari-hari, tergantung pada tenaga medis yang menggunakan alat tersebut untuk kemsembuhan pasien mereka, dengan mempertimbangkan persamaan dan perbedaan yang telah dijelaskan dalam literatur ilmiah.

Daftar Pustaka

  1. Ogden JA, Tóth-Kischkat A SR. Principles of shock wave therapy. Clin Orthop 2001, 38e. 2001;(387):8–17.
  2. d’Agostino MC, Craig K, Tibalt E, Respizzi S. Shock wave as biological therapeutic tool: From mechanical stimulation to recovery and healing, through mechanotransduction. Int J Surg [todo] - Internet. 2015;24:147–53. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.ijsu.2015.11.030
  3. Speed C. A systematic review of shockwave therapies in soft tissue conditions: Focusing on the evidence. Br J Sports Med. 2014;48(21):1538–42.
  4. Liao C De, Xie GM, Tsauo JY, Chen HC, Liou TH. Efficacy of extracorporeal shock wave therapy for knee tendinopathies and other soft tissue disorders: A meta-analysis of randomized controlled trials. BMC Musculoskelet Disord. 2018;19(1).
  5. Kertzman P, Császár NBM, Furia JP, Schmitz C. Radial extracorporeal shock wave therapy is efficient and safe in the treatment of fracture nonunions of superficial bones: A retrospective case series. J Orthop Surg Res. 2017;12(1):1–10.
  6. Magnusson SP, Heinemeier KM, Kjaer M. Metabolic Influences on Risk for Tendon Disorders [todo] - Internet. Ackermann PW, Hart DA, editors. Advances in Experimental Medicine and Biology. Cham: Springer International Publishing; 2016. 11–25 p. (Advances in Experimental Medicine and Biology; vol. 920). Available from: http://link.springer.com/10.1007/978-3-319-33943-6
  7. Elía Martínez JM, Schmitt J, Tenías Burillo JM, Valero Inigo JC, Sánchez Ponce G, Peñalver Barrios L, et al. Comparison between extracorporeal shockwave therapy and radial pressure wave therapy in plantar fasciitis. Rehabilitacion. 2020;54(1):11–8.
  8. Gollwitzer H, Gloeck T, Roessner M, Langer R, Horn C, Gerdesmeyer L, et al. Radial Extracorporeal Shock Wave Therapy (rESWT) Induces New Bone Formation in vivo: Results of an Animal Study in Rabbits. Ultrasound Med Biol. 2013;39(1):126–33.
  9. Huang Q, Yan P, Xiong H, Shuai T, Liu J, Zhu L, et al. Extracorporeal Shock Wave Therapy for Treating Foot Ulcers in Adults With Type 1 and Type 2 Diabetes: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. Can J Diabetes [todo] - Internet. 2020;44(2):196-204.e3. Available from: https://doi.org/10.1016/j.jcjd.2019.05.006
  10. Császár NBM, Angstman NB, Milz S, Sprecher CM, Kobel P, Farhat M, et al. Radial shock wave devices generate cavitation. PLoS One. 2015;10(10):1–19.
  11. Zhao J, Luo WM, Li T. Extracorporeal shock wave therapy versus corticosteroid injection for chronic plantar fasciitis: A protocol of randomized controlled trial. Medicine (Baltimore). 2020;99(19):e19920.
  12. Chen PC, Kuo SM, Jao JC, Yang SW, Hsu CW, Wu YC. Noninvasive Shock Wave Treatment for Capsular Contractures After Breast Augmentation: A Rabbit Study. Aesthetic Plast Surg. 2016;40(3):435–45.
  13. Hausdorf J, Lemmens MAM, Kaplan S, Marangoz C, Milz S, Odaci E, et al. Extracorporeal shockwave application to the distal femur of rabbits diminishes the number of neurons immunoreactive for substance P in dorsal root ganglia L5. Brain Res. 2008;1207:96–101.

Periksa teknologi yang digunakan di sini: Radial Shockwave Therapy & Focused Shockwave Therapy